Senin, 16 Mei 2022

Error tidak bisa upload file livewire 2.0 dan laravel 8.0 pada mode https

Pada livewire laravel saat upload pada mode http tidak ada masalah, tapi saat menggunakan https ada masalah dan setelah saya console log muncul seperti ini :

Untuk mengatasinya buka file 
vendor/livewire/livewire/src/Controllers/FileUploadHandler.php
dan juga
/vendor/livewire/livewire/src/Controllers/FilePreviewHandler.php

di function handle uncomment atau hapus baris berikut :
abort_unless(request()->hasValidSignature(), 401)



Kemudian Simpan dan coba lagi

Sabtu, 19 Februari 2022

Cara agar user non aktif tidak bisa login ke Laravel UI 8

 Menggunakan Laravel UI tentunya telah dibuatkan yang istilahnya scafolding nya, yaitu dibuatkan route, model, controller views dan database-nya, Sekarang gimana ya cara kita bisa memodifikasi scafolding tersebut biar misal user tersebut non aktif dan tidak bisa login..

Caranya buka trait AuthenticatesUsers yg lokasi nya di :

    vendor/laravel/ui/auth-backend/AuthenticatesUsers.php

Atau dengan kalau di visual studi code anda diinstall plugin laravel tinggal ctrl klik aja AuthenticatesUsers di login controller terus langsung deh menuju lokasi file -nya

Dia asumsikan dalam database ditambahi field "is_active" maka kita cukup tambahkan script berikut

         $user = User::where('email', $request->email)->first();

        if ($user && $user->is_active == 0) {

            abort(403, 'Your account has been disabled by an administrator.');

        }

yang saya letakkan disini :

 public function login(Request $request)
    {

        $this->validateLogin($request);

        // If the class is using the ThrottlesLogins trait, we can automatically throttle
        // the login attempts for this application. We'll key this by the username and
        // the IP address of the client making these requests into this application.
        if (
            method_exists($this, 'hasTooManyLoginAttempts') &&
            $this->hasTooManyLoginAttempts($request)
        ) {
            $this->fireLockoutEvent($request);

            return $this->sendLockoutResponse($request);
        }

        // Check if user is active
        $user = User::where('email', $request->email)->first();
        if ($user && $user->is_active == 0) {
            abort(403, 'Your account has been disabled by an administrator.');
        }

        if ($this->attemptLogin($request)) {
            if ($request->hasSession()) {
                $request->session()->put('auth.password_confirmed_at', time());
            }

            return $this->sendLoginResponse($request);
        }

        // If the login attempt was unsuccessful we will increment the number of attempts
        // to login and redirect the user back to the login form. Of course, when this
        // user surpasses their maximum number of attempts they will get locked out.
        $this->incrementLoginAttempts($request);

        return $this->sendFailedLoginResponse($request);
    }

And jangan lupa import model User supaya jika database user ada di database lain bisa konek,, tapi kalau cuman ada 1 database sih gk perlu import model user...

Rabu, 02 Februari 2022

Mengubah nama tabel default spatie di laravel 8

 Jadi ceritanya gini, awalnya aku sudah buat aplikasi di kantor menggunakan laravel, dan manajemen user role & permissionya menggunakan spatie. Di awal emang untuk usernya menggunakan email & password. Kemudian setelah sekian lama terbentuk database karyawan, sehingga perlu merubah yang awalnya usernya menggunakan email, kemudian dirubah menjadi password, sedangkan sudah banyak permisson & role yang sudah aku buat. Jadi yang perlu dirubah adalah cuman tabel user, model_has_role, dan model_has_permission. Pertanyaanya dimana ya cara merubah nama tabelnya ?

Untuk tabel user mudah sekali ditemukan kita cukup pergi ke model user kemudian tambahkan protected tabelnya

class User extends Authenticatable
{
    use HasFactory, Notifiable, HasRoles, HasPermissions;
    protected $table = 'user2s';
    /**
     * The attributes that are mass assignable.
     *
     * @var array
     */
    protected $fillable = [
        'name',
        'image',
        'email',
        'password',

Contoh di atas misal nama tabel yg sebelumnya adalah user, saya rubah menjadi user2s

Kemudian untuk settingan yang 2 tabel lainnya ada di folder config->permission

  'permissions' => 'permissions',

        /*
         * When using the "HasPermissions" trait from this package, we need to know which
         * table should be used to retrieve your models permissions. We have chosen a
         * basic default value but you may easily change it to any table you like.
         */

        'model_has_permissions' => 'model_has_permission2s',

        /*
         * When using the "HasRoles" trait from this package, we need to know which
         * table should be used to retrieve your models roles. We have chosen a
         * basic default value but you may easily change it to any table you like.
         */

        'model_has_roles' => 'model_has_role2s',

        /*
         * When using the "HasRoles" trait from this package, we need to know which
         * table should be used to retrieve your roles permissions. We have chosen a
         * basic default value but you may easily change it to any table you like.
         */

        'role_has_permissions' => 'role_has_permissions',

terlihat aku hanya merubah nama tabel model_has_permission dan model_has_role,, jadi ak gak perlu repot-repot setting role dan permission baru.

Setting Time Zone Mysql di PHP myadmin untuk Indonesia

 Sebenernya banyak cara untuk setting time zone mysql, supaya saat tanggal di set current date time itu bisa sesuai dengan jam di indonesia.

Cara pertama menggunakan konfigurasi my.cnf

setting seperti ini

[client-server]


# Import all .cnf files from configuration directory

!includedir /etc/mysql/conf.d/

!includedir /etc/mysql/mariadb.conf.d/

default-time-zone = "+07:00"


Cara ke dua menggunakan variabel session

Dan cara yang menurut saya paling cepat yaitu menggunakan script sql, berikut ini caranya :

SET GLOBAL time_zone = '+07:00';
SET GLOBAL time_zone = 'Asia/Jakarta';
SET @@global.time_zone='+07:00';




Selasa, 18 Januari 2022

Cara backup database otomatis mysql docker

 Karena judulnya docker so pertama kita install dulu mysql di docker

1. Ambil image msql docker

    docker pull mariadb

2. Ambil image phpmyadmin docker

    docker pull phpmyadmin/phpmyadmin

3. Buat container untuk database

    Format :

    docker run --name=[container_name] -e MYSQL_ROOT_PASSWORD=[yourpassword] -e MYSQL_DATABASE=[database_name] -p 3306:3306 -d mariadb

    Contoh :

    docker run --name=dbpenjualan -e MYSQL_ROOT_PASSWORD=123456 -e MYSQL_DATABASE=penjualan -p 3306:3306 -d mariadb

4. Buat container untuk phpmyadmin

    Format :

    docker run --name [container_name]-d --link [mariadb_container_name]:db -p 8080:80 phpmyadmin/phpmyadmin

    Contoh :

    docker run --name phpMypenjualan -d --link dbpenjualan:db -p 8080:80 -e UPLOAD_LIMIT=300M phpmyadmin/phpmyadmin


    Tapi jika container database dan container phpmyadmin berbeda host maka perlu ditambahkan seperti ini :

    
    docker run --name phpmyxxxx -d -e PMA_HOST=192.168.x.x -p 60000:80 -e UPLOAD_LIMIT=900M phpmyadmin/phpmyadmin

    Contoh diatas dengan asumsi default port databasenya 3306 dan untuk phpmyadminnya di akses dengan port 60000

5. Testing phpmyadminnya dengan ip local:8080

    Kalau berhasil Alhamdulillah..

6. Buat Shell untuk backup-nya

    nano backup.sh

    kemudian isikan :

    
user=root pass=123456 host=192.168.2.10 dir=/home/ubuntu/backupdb backup(){ date=$(date +%Y%m%d-%H%M) tanggal=$(date +%d) bulan=$(date +%m) tahun=$(date +%Y) if [ ! -d "$dir/$tahun/$bulan/$tanggal/" ]; then mkdir --parents $dir/$tahun/$bulan/$tanggal; fi mysqldump -h -u$user -p$pass pembelian -h$host --routines | gzip > $dir/$tahun/$bulan/$tanggal/pembelian-$date.sql.gzip # gzip -f $dir/$tahun/$bulan/$tanggal/$dbs-$date.sql } backup exit 0

    Kemudian simpan

7. Tambahkan akses eksekusi ke file tersebut

    chmod +x backup.sh

8. test backup tersebut dg

    ./backup.sh

9. Kalau berhasil kita bikin schedul dengan crontab dengan install         crontab nya  

    sudo apt-get install cron

    
    Melihat aktifitas crontab     sudo crontab -l

10. Membuat schedule  

    sudo crontab -e

    Isikan dengan format ini

# |---------------- menit ke  (0 - 59)

# |  .------------- jam ke    (0 - 23)

# |  |  .---------- tanggal   (1 - 31)

# |  |  |  .------- bulan     (1 - 12)

# |  |  |  |  .---- hari ke, dalam pekan (0 - 6) (Minggu=0 or 7)

# |  |  |  |  |

# *  *  *  *  *  command.sh

    
Contoh, saya ingin menjalankan auto backup tiap jam 01.01 malam, maka saya akan mengisikan sebagai berikut

    
1 1 * * * /home/backup/backup.sh


Selesai....

Minggu, 09 Januari 2022

Cara Port Forwarding di Windows

 Kasusnya kali ini adalah, port mysql kadang di block oleh provider,, sehingga port 3306 harus di alihkan ke port lain. 

Masalahnya pada database tersebut terdapat beberapa aplikasi,, sehingga di mysql harus tetap 3306 sedangkan yg masalah hanya 1 aplikasi saja yg di akses dari luar kantor. 

Sebenernya simple sih di mikortik tinggal forward aja dari port misal 1111 ke port 3306, mslahnya kalau di dalam kantor kan gak ngelewati mikrotik. Jadi harus forward portnya di komputer database itu sendiri..

Okkay berikut caranya pertama bukan comman terminal menggunakan admin

Untuk membuat port forwarding :

netsh interface portproxy add v4tov4 listenport=1111 listenaddress=0.0.0.0 connectport=3306 connectaddress=192.168.x.x

Untuk menampilkan semua port forwarding yang sudah dibuat :

netsh interface portproxy show all


Untuk menghapus semua port forwarding yg sudah dibuat :

netsh interface portproxy reset


Untuk penghapus salah satu port forwarding :

netsh interface portproxy delete v4tov4 listenport=1111 listenaddress=192.168.x.x


Okkay sekian tulisan saya...

Kamis, 16 September 2021

Menggabungkan 2 Database Dalam satu view dan controller di laravel 8

 Konsep microservices yang lagi booming akhir-akhir ini membuat paradigma baru dalam dunia desain sistem informasi. Konsep aplikasi monolite yaitu membangangun satu aplikasi yang besar dan terintegrasi dari awal hingga akhir yaitu proses akuntansi rupanya mulai mengalami penurunan dalam penggunaannya. Berikut kekurangan dalam arsitektur monolite

a. Sulit memahami kode pemrograman saat maintenance.

b. Perubahan aplikasi sangat riskan, karena bila terjadi error aplikasi akan berhenti semuanya.

c. Penambahan teknologi terbaru akan lebih rumit karena seluruh aplikasi harus di rewrite

d. Sulit mengidentifikasi bagian mana yang membuat aplikasi berat.

Dan masih banyak lagi kelemahan dalam aplikasi monolite. 

Akan tetapi konsep microservices zaman ini yang dalam menghubungkan antar aplikasi menggunakan API maupun Message Broker tentunya akan membuat lebih panjang waktu dalam development aplikasi. Tentunya hal ini membuat seorang fullstack developer kewalahan apabila konsep API maupun Message Broker di lakukan.

Dalam mengatasi masalah-malah ini menurut saya laravel lah jawabannya. Karena dalam laravel bisa menggabungkan 2 Database dengan lokasi berbeda sekalipun. Pada laravel sebelumnya, yaitu laravel 7 menggabungkan Database harus dalam lokasi yang sama. Akan tetapi pada laravel 8 hal tersebut bisa di lakukan.

Pada kasus kali ini saya akan mencoba untuk menjelaskan cara membuat sebuah view yang dimana database user dan database post terpisah.

Untuk setting nya mari kita membuat settingan pada file config->database.php

  'mysql_USER' => [

            'driver' => env('DB_CONNECTION_USER'),

            'host' => env('DB_HOST_USER', '127.0.0.1'),

            'port' => env('DB_PORT_USER', '3306'),

            'database' => env('DB_DATABASE_USER', 'forge'),

            'username' => env('DB_USERNAME_USER', 'forge'),

            'password' => env('DB_PASSWORD_USER', ''),

            'unix_socket' => '',

            'charset' => 'utf8mb4',

            'collation' => 'utf8mb4_unicode_ci',

            'prefix' => '',

            'prefix_indexes' => true,

            'strict' => true,

            'engine' => null,

            'options'   => [

                \PDO::ATTR_EMULATE_PREPARES => true

            ]

        ],


 'mysql_POST' => [

            'driver' => env('DB_CONNECTION_POST'),

            'host' => env('DB_HOST_POST', '127.0.0.1'),

            'port' => env('DB_PORT_POST', '3306'),

            'database' => env('DB_DATABASE_POST', 'forge'),

            'username' => env('DB_USERNAME_POST', 'forge'),

            'password' => env('DB_PASSWORD_POST', ''),

            'unix_socket' => '',

            'charset' => 'utf8mb4',

            'collation' => 'utf8mb4_unicode_ci',

            'prefix' => '',

            'prefix_indexes' => true,

            'strict' => true,

            'engine' => null,

            'options'   => [

                \PDO::ATTR_EMULATE_PREPARES => true

            ]

        ],

Dalam settingan di atas kita mendefinisikan database user dan database post.

Kemudian kita setting pada env file kita menambahkan seperti ini

DB_CONNECTION_USER=mysql

DB_HOST_USER=192.168.2.12

DB_PORT_USER=3306

DB_DATABASE_USER=db_user

DB_USERNAME_USER=user_app

DB_PASSWORD_USER=xxxxxxx


DB_CONNECTION_POST=mysql

DB_HOST_POST=192.168.2.14

DB_PORT_POST=3306

DB_DATABASE_POST=db_post

DB_USERNAME_POST=post_user

DB_PASSWORD_POST=xxxx

Terlihat ke dua settingan tersebut berada pada lokasi berbeda dan ini bisa dilakukan.

Sekarang tambahkan settinga connection pada model user code " protected $connection = 'mysql_USER'; " seperti dibawah ini

class User extends Authenticatable

{

    use HasFactory, Notifiable, HasRoles;

    protected $connection = 'mysql_USER';


    /**

     * The attributes that are mass assignable.

     *

     * @var array

     */

    protected $fillable = [

        'name',

        'image',

        'email',

        'password',

        'lokasi_id',

        'efaktur_area_id',

    ];

}

Begitu juga pada model post kita setting koneksinya "protected $connection = 'mysql_POST';"

use App\Models\User;

class Post extends Model

{

    protected $guarded = [];

     protected $connection = 'mysql_POST';

    public function user()

    {

        return $this->belongsTo(User::class);

    }


Sehingga dalam controller kita bisa menampilkan data misal seperti ini

$p = Post::find(1);

dd($p->user->name);

Jika berhasi maka var dump dari nama user dalam tabel post tersebut.

Yes ternyata tabel POST bisa berelasi dengan Tabel User walaupun berbeda lokasi database. Dengan seperti ini kita bisa membuat aplikasi kecil-kecil tetapi user mendaftarkan satu akun dan tersimpan pada database user.

Kelebihan konsep ini adalah aplikasi dengan terpisah-pisah bisa kita masukkan ke dalam Docker Container sehinggal kita bisa memantau trafficnya. Dan bila ada salah satu aplikasi bikin lemot maka aplikasi yang lain tidak tergangu.